Jumat, 18 Januari 2013

Banjir Jakarta, Pemerintah Umumkan Kondisi Darurat


JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menetapkan tanggap darurat sejak Kamis (17/01) hingga 27 Januari 2013 terkait bencana banjir dan tingginya intensitas hujan. Untuk mengantisipasi hal tersebut dalam beberapa hari ke depan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Pemerintah Pusat dalam menangani bencana banjir tersebut.

Jokowi mengatakan, "Tadi sudah disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG bahwa kemungkinan besok masih
ada intensitas hujan yang tinggi. Minggu depan juga dimungkinkan curah hujan masih tinggi. Sehingga antisipasi kita adalah menyatakan tanggap darurat. Karena dengan pernyataan itu, dinas-dinas terkait dan SKPD atau Satuan Kerja Pemerintah Daerah itu leluasa bergeraknya. Terutama untuk mengatasi dalam jangka pendek. Misalnya kekurangan selimut atau kebutuhan masa darurat bisa cepat, tanpa harus tender lelang."

Jokowi mengungkapkan bagi anak-anak sekolah di daerah DKI Jakarta yang terkena banjir untuk sementara diliburkan guna menghindari kejadian yang tidak terduga.

"Libur anak sekolah juga dibahas. Anak sekolah yang berada di kecamatan yang terkena banjir kita liburkan sementara waktu. Ya kita liburkan saja," tambah Jokowi.

​​Badan NasionalPenanggulangan Bencana (BNPB) sejak Senin (14/01) telah melakukan penanganan darurat, terkait banjir yang melanda Jakarta. Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan BNPB telah membangun Posko Nasional Penanganan Bencana untuk masa tanggap darurat banjir di Jakarta.

"Jadi penanganan darurat masih terus dilakukan. Di dalam hal ini posko nasional telah didirikan. BNPB sudah melakukan ini semua sejak Senin lalu. Pak Jokowi sudah menyatakan pernyataan tanggap darurat, artinya kerja-kerja extra cepat perlu dilakukan, seperti halnya menyediakan makanan siap saji bagi para pengungsi korban banjir," ujar Sutopo.

Dari data BNPB, banjir di wilayah Jakarta sejak Senin, telah menggenangi 500 RT, 203 RW di 44 kelurahan, yang tersebar di 25 kecamatan. Warga yang mengungsi mencapai 15.447 jiwa. Akibat banjir ini, data sementara tercatat ada 5 orang meninggal sejak Selasa (15/1).

​​Hingga Kamis malam, kondisi Jalan MH Thamrin depan gedung perbelanjaan Sarinah, Bundaran Hotel Indonesia hingga kawasan Dukuh Atas Jalan Jenderal Sudirman, masih terendam banjir. Sejak siang, Truk TNI, Polri, PMI dan lainnya disiagakan untuk membantu transportasi warga.

Selain sempat menggenangi Istana Negara dan jalan-jalan protokol, banjir di Jakarta ini juga merusak tanggul banjir kanal barat di Jl. Latuharhari, Menteng, Jakarta. Hal itu membuat debit air di kawasan Sudirman dan Thamrin tak kunjung surut. Dari pantauan VoA, hingga Kamis malam, aliran air dari tanggul yang jebol itu masih mengalir deras.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan, setelah usainya musim penghujan, pihaknya akan fokus untuk melakukan kerja-kerja kongkrit di lapangan, untuk mencegah timbulnya banjir besar di Jakarta.

"Setelah musim hujan ini reda baru kita bisa memperbesar drainasse (saluran air), melakukan pengerukkan sungai dan lain-lain. Ini semua kita akan lakukan mungkin sekitar bulan Maret 2013 jika hujan sudah reda. Tapi saya ingatkan kepada warga Jakarta, agar jangan lalai dan jangan lupa untuk terus mengingatkan kita untuk sesegera mungkin melakukan itu," janji Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pemerintah pusat siap membantu pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi masalah Banjir yang melanda Jakarta.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mulai terus memberikan peringatan dini cuaca terkini melalui stasiun radio dan pesan singkat telepon seluler, seputar prakiraan cuaca dan curah hujan. Masyarakat juga bisa menanyakan langsung kepada BMKG, dengan menghubungi call centre BMKG 24 jam di nomor (021) 6546315.


sumber : voaindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar