Laporan : Monic Andung-Kaimana
Semua mata memandang, drama yang dipertontonkan oleh para penari. Liuk dan gerak tari yang diiringi music bernuansa daerah, telah menggetarkan hati semua yang hadir dalam kegiatan itu. Drama yang menggambarkan GPI masuk di Papua, diawali dengan kedatangan Ketua Sinode GPI menumpang dengan miniature perahu yang dipersiapkan panitia pelaksana. Layaknya membawa pesan, Ketua Sinode GPI Papua, tidak hanya berjalan sendiri, tetapi juga ditemani oleh sejumlah pelayanan Tuhan. Mereka mendarat di Pantai Bantemin dan diterima oleh Suku Oborouw. Narasi yang dibacakan pun, sepertinya mengingatkan kita kembali pada jaman itu. Masyarakat Oborouw dan Bupati Kaimana, Drs. Matias Mairuma, menerima kedatangan Ketua Sinode GPI Papua, bersama menumpangi perahu, memasuki Stadion Triton Kaimana. Sorot lampu yang tajam, menerangi perahu yang perlahan-lahan masuk. Suasana meriah mulai terasa saat itu.
Sementara itu, saat masuk ke Stadion, Tarian Hadrat yang diperagakan oleh warga RemajaMuslim Kaimana, menggambarkan kekerabatan yang tidak bisa hilang begitu saja. Mereka menari, layaknya bersyukur dan bersukaria, kedatangan Injil masuk ke Kaimana. Agama keluarga dan toleransi yang tinggi, membuat Kaimana, seperti Nigre Itro Esuem. Tepuk tangan meriah seluruh warga yang hadir memecahkan malam itu.
Wakil Gubernur Papua Barat, Rahimin Katjong bersama Ibu, Waka Polda Papua, Bigjend Pol Paulus Waterpauw, Bupati Fakfak Muhammad Uswanas dan Wakil Bupati Fakfak, Donatus Nimbitkendik, juga turut hadir acara ceremonial tersebut. Hadir pula 14 klasis GPI di Tanah Papua, yakni Klasis Merauke, Jayapura, Mapi, Mimika, Fakfak, Manokwari, Sorong, dan Bovendigul. Sementara di Kaimana, Klasis Etna, Teluk Arguni dan Klasis Kaimana, pun tak ketinggalan.
Suasana kembali hening, ketika seluruh perarakan masuk. Di pimpin Pdt. Sarlota, Ibadah bersama pun dimulai. Dua artis Ibukota jebolan Indonesia Idol, yakni Joy Idol dan Mikhael Idol, juga melantumkan lagu-lagu pujian, pada Ibadah bersama ini. Tarian kolaborasi Maluku dan Papua pun, diperagakan puluhan penari, saat kegiatan ini. Seluruh khusus berdoa dalam Ibadah pembukaan ceremonial Sidang Sinode GPI Papua, selama hampir dua jam lamanya.
Ketua Gereja-Gereja Kristen Indonesia, Pdt. Dr. Andreas, dalam sambutannya, pada acara pembukaan memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan Sidang Sinode GPI Papua, yang telah dibuka semalam. Saya sangat bersyukur atas toleransi umat beragama di wilayah ini, khususnya di Kaimana. Semua orang melibatkan diri, tanpa membeda-bedakan suku dan agama. Kaum Muslim Papua asli Kaimana, juga telah memberikan gambaran kepada kita semua bahwa inilah budaya Kaimana, yang harus tetap terpelihara. Ini merupakan kerukunan autentik yang tidak bisa diganggu oleh siapapun, tegasnya.
Dalam sambutannya, dia juga mengharapkan pelaksanaan sidang Sinode GPI Papua, dapat berjalan dengan hasil yang memuaskan. Siapapun yang terpilih nantinya, tidak boleh mematahkan hubungan relasi dan toleransi antar umat beragama di wilayah ini, harus dapat berjalan dengan baik, pesannya.
Dalam acara ceremonial tersebut, menjadi sebuah hal yang menarik, ketika beberapa petinggi gereja berdiri di depan mimbar dan menyampaikan ucapan selamat atas pelaksanaan Sidang Sinode VIII yakni Ketua GPAM, Ketua GPI Maluku dan Ketua GPI NTT. Tepuk tangan meriah menggema di seluruh Stadion dan wilayah Bantemin, tempat pertama Injil masuk di Kaimana.
Dirjen Urusan Agama Kristen, Pasaribu, dalam sambutannya di depan ribuan mata yang memandang di Stadion Triton Kaimana mengatakan, pelaksanaan Sidang Sinode GPI dilaksanakan sangat semarak. Kemeriahan pelaksanaan acara pembukaan ini, diharapkan, dapat mendukung seluruh pencanangan program dan kegiatan GPI dalam periode mendatang, khususnya di Tanah Papua. Untuk itu, ke depannya, diharapkan seluruh program itu dapat memberikan kontribusi terhadap upaya pemberantasan kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia di Papua, menjadikan Gereja sebagai ujung tombak dari pembangunan, tegasnya. Dikatakan, Gereja harus lebih berperan aktif dalam memberikan tuntutan hidup, Gereja harus mengasihi seluruh umatnya, sehingga Gereja dapat dikasihi pula umatnya. Untuk itu, saya berharap dalam pemilihan pimpinan nantinya, Ketua terpilih harus mampu melaksanakan peranan Gereja dalam meningkatkan kesejahteraan bersama, pesannya.
Ketua Sinode GPI Papua dalam sambutannya menjelaskan lima tahun periode playanan yang telah dilewati,merupakan waktu yang panjang tetapi tetap terasa belum cukup untuk bkerja maksimal dalam pencapaian misi lembaga, oleh sebab itu dalam sidang Sinode ke VIII ini GPI Papua dapat melakukan evaluasi, pembenahan dmi peningkatan pelayanan bagi umat dan juga masyarakat.
Sementara Wakil Gubernur Papua Barat, Rahimin Katjong, dalam sambutannya mengatakan, Sidang Sinode yang dilaksanakan saat ini merupakan sebuah kegiatan strategis dalam merumuskan langkah Gereja khususnya GPI untuk membangun masyarakat. Sebagai mitra strategis pemerintah, Gereja pun harus dituntut untuk mendukung seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Wagub Katjong pun berharap, adanya dukungan seperti saran dan pendapat kepada pemerintah, sehingga bersama-sama meningkatkan pelayanan kepada umat, dalam rangka mewujudkan kemulian Nama Tuhan dan menjadi berkat di Negeri ini, yakni Negeri Papua Barat yang kita cintai bersama. Acara diakhiri dengan kegiatan penekanan Tombol oleh Wakil Gubernur Papua Barat tanda dibuka dengan resmi Sidang Sinode VIII GPI Papua, dengan diiringi lagu Haleluya Handel oleh Paduan suara Gabungan GPI Klasis Kaimana.Semua warga berharap dengan pelaksanaan Sidang Sinode GPI Papua Di Bumi Senja Kaimana dapat membawa Kaimana menuju Kaimana yang Damai. ***
Sumber : http://www.radartimika.com/index.php?mib=berita.detail&id=7616
Tidak ada komentar:
Posting Komentar